Feeding Practices pada Anak Usia 0-24 Bulan sebagai Upaya Pencegahan Stunting
Abstract
Usia 0-24 bulan merupakan periode terpanjang dalam Seribu Hari Pertama Kehidupan. Pada periode ini anak mengalami pertumbuhan fisik yang cepat sehingga membutuhkan gizi paling banyak dibandingkan dengan masa-masa berikutnya, sehingga penting pada periode ini untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak untuk mencegah stunting. Masalah stunting yang terjadi di beberapa negara berkembang disebabkan oleh pemberian makan yang tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi feeding practice pada anak usia 0-24 bulan. Penelitian ini menggunakan metode retrospektif. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling pada ibu dengan anak berusia > 24 bulan – 60 bulan. Sehingga didapatkan 146 ibu yang bersedia menjadi responden. Penelitian dilakukan di salah satu wilayah Sumedang pada Februari 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Infant and Young Feeding Practices. Data dianalisis dengan analisis univariat dan disajikan dalam distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 43% anak tidak mendapat IMD, 78,8% anak tidak mendapat ASI eksklusif, 32,2% anak tidak menyusu hingga usia dua tahun, 6,2% anak belum mendapatkan MP-ASI saat usia 6-8 bulan, 32,9% anak tidak memenuhi minimum dietary diversity, 37,0% anak tidak memenuhi minimum meal frequency, 55,5% anak tidak memenuhi minimum acceptable diet, dan 100% anak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Feeding practice pada anak usia 0-24 bulan sangat penting untuk mencegah stunting, malnutrition, dan growth retardation. Feeding practices pada anak saat usia 0-24 bulan harus menjadi perhatian penting karena akan menentukan status nutrisi anak untuk menunjang tumbuh kembang.