Gambaran Stres Kerja pada Perawat Non PNS di Puskesmas

Abstract

Puskesmas memiliki tenaga kesehatan yang didominasi perawat dalam memberikan pelayanan. Sebagian besar perawat yang bekerja masih berstatus non PNS. Jumlah perawat Non PNS yang banyak di Puskesmas digunakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga perawat yang masih kurang dalam pelayanan. Hal ini dilakukan karena rekruitmen perawat PNS sulit  dan melalui proses yang lama, sedangkan kebutuhan akan tenaga perawat sudah mendesak. Setiap tahun sebelum perpanjangan kontrak, dilakukan penilaian terhadap perawat non PNS, jika performa kurang baik maka perawat tersebut rentan akan kehilangan pekerjaan. Status non PNS pada perawat  tersebut menyebabkan adanya resiko terjadinya ketidakpastian kerja bagi perawat. Keadaan ini juga dapat mencetuskan timbulnya stres pada perawat non PNS. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkatan stres kerja pada perawat non PNS di Puskesmas Kabupaten Garut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian yaitu 580 perawat non PNS. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, dengan sampel 96 perawat non PNS. Instrumen menggunakan kuisioner stres standar DASS yang dimodifikasi oleh Setiowati, uji validitas diperoleh r = 0,434> 0,300 dinyatakan valid dan reliabilitas 0,808> 0,6. Hasil penelitian secara umum 87,5% responden mengalami stres sedang. Berdasarkan masing-masing aspek, 93,8% responden mengalami stres fisiologis tingkat sedang, dengan pernyataan frekuensi pernapasan meningkat selama bekerja dan jantung berdebar-debar. 88,5% responden mengalami stres psikologis tingkat sedang, dilihat dari pernyataan responden merasa bosan dan merasa tidak puas selama bekerja. 89,6% responden memiliki tingkat stres perilaku sedang, dengan pernyataan mereka merasa gelisah di tempat kerja, meningkatnya ketidakhadiran dan pekerjaan yang sulit. Kesimpulannya bahwa perawat non PNS di puskesmas mengalami stres dalam kategori sedang dilihat dari aspek fisiologis, psikis dan perilaku.